Gotong Royong Masih Berlaku Bagi Masyarakat Desa Karangasem

09 Oktober 2017 12:42:42 WIB

Karangasem (SIDA) - Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam sebuah permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, tenaga, maupun sumbangan pikiran. Dalam perspektif sosiologi budaya, nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa mengharap balasan untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan bersama atau individu tertentu. Gotong royong menjadikan kehidupan manusia Indonesia lebih berdaya dan sejahtera. Dengan gotong royong, berbagai permasalahan kehidupan bersama bisa terpecahkan secara mudah dan murah, demikian halnya dengan kegiatan pembangunan masyarakat. 

Pada jaman dahulu, nilai gotong royong ini masih sering kita jumpai baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Dimana gotong royong ini dilakukan dalam berbagai kegiatan. Bahkan dapat dikatakan bahwa budaya gotong royong merupakan sebuah “jiwa” masyarakat Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, budaya ini sekarang sudah mulai hilang.

Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi masyarakat Desa Karangasem. Budaya gotong royong masih tetap dilaksanakan sampai sekarang. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai kegiatan. Sebagai contoh dalam kegiatan pertanian, gotong royong masih dilakukan masyarakat baik mulai dari bercocok tanam sampai ketika panen raya. Kemudian dalam kegiatan pesta, perayaan, serta hajatan, masyarakat senantiasa memberikan bantuan berupa tenaga maupun material kepada individu yang mempunyai kepentingan. Tidak hanya sampai di sini, masyarakat dengan sukarela memberikan bantuan saat peristiwa bencana maupun peristiwa kematian. Bahkan dalam kegiatan pembangunan yang sifatnya untuk kepentingan umum maupun untuk suatu individu, budaya gotong royong masih banyak ditemui. Dan yang paling mudah dijumpai adalah ketika melaksanakan kerja bakti yang dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum.

Masyarakat Desa Karangasem sendiri masih menyadari tentang pentingnya gotong royong ini. Hal tersebut dikarenakan budaya ini dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan. Selain untuk menumbuhkan sikap sukarela, tolong-menolong, rela berkorban, kebersamaan, kekeluargaan, dan persatuan antar sesama anggota masyarakat. Dengan gotong royong juga dapat meringankan beban pekerjaan yang harus ditanggung. Kemudian, dengan nilai gotong royong ini hubungan sosial antar warga masyarakat akan semakin harmonis. (aan)

 

Foto : gotong royong dalam sebuah hajatan

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar