"Luweng Dono Tirto", Sumber Kehidupan Masyarakat Tempo Dulu

10 Agustus 2017 10:47:02 WIB

Karangasem (SIDA) - Sekitar tahun 1980-an Kabupaten Gunungkidul terkenal dengan daerahnya yang tandus, gersang dan miskin air, terlebih lagi di Desa Karangasem. Masyarakat hanya mengandalkan air hujan pada saat itu, dengan menggunakan bak penampungan. Saat musim kemarau tiba, mereka harus berhemat dalam menggunakan air. Dapat diibaratkan 1 (satu) ember untuk memenuhi kebutuhan air 1 (satu) keluarga. Sungguh suatu keadaan yang menyedihkan.

Akan tetapi masyarakat Desa Karangasem sedikit tertolong dengan adanya sumber air "Luweng Dono Tirto", yang berada di Padukuhan Jomblang Lor. Luweng (sumber air) ini berbentuk seperti gua yang ada di bawah tanah, dan sumber airnya tidak pernah habis. Menurut masyarakat setempat luweng tersebut menyambung (terhubung) sampai laut selatan, sehingga tidak lepas dari cerita-cerita mistik di dalamnya. Walaupun demikian, dahulu masyarakat Desa Karangasem sampai luar Desa setiap hari memanfaatkan air yang ada di dalamnya. Setiap hari mereka harus bolak-balik mengangkut air menggunakan jerigen dengan melalui jalan yang terjal. Belum ada teknologi (diesel/sejenisnya) pada saat itu, sehingga pengambilan air dilakukan secara manual.

Hal tersebut dilakukan masyarakat sampai sekitar tahun 1990-an. Dengan semakin berkembangnya teknologi, masyarakat sangat terbantu dengan adanya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang masuk Desa Karangasem sekitar tahun 2000-an. Dan sekarang keberadaan Luweng Dono Tirto seolah terlupakan keberadaannya. Tidak ada lagi masyarakat yang mengambil air di sana. Dengan adanya rencana penanaman 250.000 pohon di Desa Karangasem pada tahun 2017 ini, Pemerintah Desa berencana akan menggunakan air di sana untuk pengairan. (aan)

 

Foto : (agus/warsito)

Komentar atas "Luweng Dono Tirto", Sumber Kehidupan Masyarakat Tempo Dulu

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar