Karangasem Juga Punya Kuliner Ekstrim

07 November 2017 12:37:07 WIB

Karangasem (SIDA) - Kabupaten Gunungkidul terkenal akan keanekaragaman kulinernya. Selain beberapa masakan khas daerah, di beberapa wilayah juga mempunyai kuliner ekstrim. Dikatakan ekstrim karena olahannya terdiri dari bahan yang memang tidak lazim. Sebut saja seperti hewan jenis serangga maupun hewan melata. Seperti di Desa Karangasem, yang juga mempunyai beberapa kuliner ekstrim. Salah satunya adalah masakan dengan bahan dasar siput, atau masyarakat sering menyebutnya dengan "bekicot".

Bekicot ini banyak dijumpai di daratan yang lembab. Apalagi memasuki musim penghujan seperti ini, beberapa warga mulai memburu hewan ini. Banyak masyarakat yang menggapnya sebagai hama tanaman. Akan tetapi untuk sebagian orang, hewan ini sering dijadikan santapan. Cara mengolahnya juga beraneka ragam, ada yang dengan cara digoreng, dijadikan tongseng, dijadikan rica-rica, sate, sampai oseng-oseng bekicot. Tentu saja sebelum diolah, terlebih dahulu dengan melalui beberapa tahapan pembersihan. Walaupun hewan ini terlihat menjijikan, beberapa penelitian mengatakan bahwa bekicot kaya akan kandugan protein dan asam amino. Bahkan kandungan protein pada bekicot setara dengan hewan lain seperti ayam dan sapi. Dan ternyata, kandungan asam amino dalam daging bekicot diketahui lebih tinggi daripada kandungan asam amino dalam protein sebutir telur.

Selain itu, konon menurut beberapa masyarakat bahwa olahan bekicot ini sudah ada sejak jaman penjajahan. Mereka mengkonsumsinya karena terpaksa dan tidak ada makanan lain pada saat itu. Pada waktu sekarang ini, selain dijadikan makanan untuk dikonsumsi sendiri bekicot ini juga dijadikan komoditi oleh beberapa masyarakat. Mereka mengumpulkannya untuk dijual kepada tengkulak. Ada juga yang menggunakannya untuk makanan ikan, serta disetorkan ke sebuah rumah makan. (aan)

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar