Kalurahan Karangasem

Karangasem (SIDA) - Seperti diketahui bahwa wilayah Desa Karangasem telah memasuki musim penghujan. Oleh karena itu bukan tidak mungkin akan banyak ditemukan genangan-genangan air. Hal ini memungkinkan berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti. Hewan yang merupakan faktor utama penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk ini berukuran kecil dengan pola belang-belang putih di sekitar tubuh dan kakinya. Hewan ini melakukan aktifitasnya beberapa jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari tenggelam. Dapat juga keluar pada malam hari tergantung kondisi penerangan yang ada. Dan hewan ini menularkan virus demam berdarah ke manusia melalui gigitan kecilnya ke dalam kulit. Nyamuk demam berdarah yang bertanggung jawab terhadap penularan tersebut adalah nyamuk betina, bukan nyamuk jantan. Ini karena nyamuk betina membutuhkan darah untuk memproduksi telur.

Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan sebelum nyamuk ini berkembang biak. Di Desa Karangasem sendiri telah dilakukan beberapa langkah untuk mengatasinya. Salah satunya yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkala. Hal ini dilakukan dengan memusnahkan beberapa barang bekas yang memungkinkan bersarangnya nyamuk tersebut. Selain itu juga dilakukan pengendalian pada air tampungan dengan meneteskan Bactivec ke dalamnya. Obat yang berbentuk cair ini sangat efektif untuk membunuh jentik nyamuk. Setelah diteteskan, Bactivec ini tetap aktif di lingkungan berkembangbiaknya nyamuk selama 7 hari sampe dengan 60 hari. Dan dapat menunjukan kematian larva dalam waktu 24-48 jam setelah pemakaian. Desa Karangasem sendiri memperoleh obat ini secara gratis dari UPT Puskesmas Ponjong II pada beberapa hari yang lalu. Dan perlu diketahui bahwa pada tahun 2017 ini di Desa Karangasem belum ditemukan kasus demam berdarah. Diharapkan keadaan ini akan tetap berlanjut sampai seterusnya. (aan)